Gagal Membawa Pulang Satu Piala

Lionel Messi menyelesaikan musim dua ribu tiga hingga musim dua ribu empat tersebut dengan total gelontoran gol sebanyak empat buah untuk lima tim yang ia mainkan saat itu, dengan total jebolan gol sebanyak tiga puluh enam buah pada seluruh kompetisi resmi atau ofisial. Apabila dihitung juga dengan jebolan bola kegawang lawan pada pertandingan berita bola dunia yang tidak resmi, bukanlah hal yang mustahil jika Lionel Messi yang kala itu masih berusia tujuh belas tahun bisa mencetak lebih dari lima puluh buah gol karena bakat serta talenta yang ia miliki sudah terlihat sedari dini presiden nice angkat bicara terkait masa depan balotelli.

Kapten tim Barcelona saat itu yang juga merupakan palang pintu terkenal kelas dunia, Carles Puyol, mengungkapkan kekesalannya dan melepmparkan kritik kepada media - media olahraga di Spanyol yang memberikan tekanan - tekanan dan harapan - harapan khusus kepada seorang Lionel Messi yang kemudian secara tidak langsung memaksanya untuk tetap bermain, walaupun ia sendiri tahu bahwa cedera hamstringnya yang baru saja sembuh belum seratus persen. Media massa memang selalu memasang patokan pencapaian yang terkadang tidak realistis sedangkan mereka tidak tahu menahu apa yang sebenarnya terjadi.

Setelah mendapatkan hasil imbang dileg pertama yang diadakan dikandang Stuttgart, Barcelona memenangkan leg kedua berita bola yang digelar dikandang mereka, Camp Nou di Spanyol dan juga babak tersebut dengan skor akhir empat nol. Lionel Messi mencetak dua buah gol serta tidak ketinggalan satu asis alias umpan yang berbuah gol, dengan total tiga kali seorang Lionel Messi berkontribusi untuk kemenangan klub yang ia bela, Barcelona. Sulit membayangkan bagaimana nasib Barcelona jika mereka tidak memiliki seorang Lionel Messi yang dituduh terus menerus tidak berhenti mendulang raihan gelar.

Sejak saat pertama Lionel Messi mengemban ban kapten Barcelona tersebut, ia menjadi titik utama dalam pengaturan taktik klub yang bermarkas di Camp Nou tersebut dan disebut - sebut bahkan menandingi peran legenda dan juga mantan pemain Barcelona lain seperti Josep Samitier, Laszlo Kubala, serta tidak ketinggalan Johan Cruyff. Ia semakin berkembang dari yang sebelumnya hanyalah seorang pemain sepakbola yang hanya menjadi target man alias orang yang menjadi sasaran operan serta aktivitas tim menjadi seorang motor penggerak serangan bahkan kadang tidak jarang juga pertahanan Barcelona.

Seperti contohnya pada kasus Lionel Messi pada tahun dua ribu sepuluh itu dimana kemenangannya atas penghargaan Ballon d'Or atau bola emas serta juga pemain terbaik dunia versi FIFA dikritik oleh berbagai macam pihak lantaran kurang cemerlangnya prestasi seorang Lionel Messi kala berseragam tim nasional negara kelahirannya, Argentina karena tim yang berjuluk Tim Tango tersebut gagal membawa pulang satu piala bergengsipun saat dibela oleh pemain berita bola indonesia bernomor punggung sepuluh tersebut namun ia tetap memenangkan kedua penghargaan bergengsi ini.