Kamis, 16 November 2017

Mematahkan Serangan Penyerang Tengah

Kemudian dibulan November tahun dua ribu enam, pemain sepakbola asal Spanyol yang saat itu masih memperkuat Arsenal bernama Cesc Fabregas mengkarakterisasikan gaya bermain para tim di liga primer Inggris sebagai anti football satu minggu setelah Arsenal menelan kekalahan tipis satu kosong atas tim semenjana West Ham United dengan mengatakan bahwa yang West Ham lakukan saat itu hanyalah bertahan dan bertahan dan mencoba untuk menghabiskan waktu saja. Cesc Fabregas menyebut strategi itu sebagai anti football tapi semua orang harus menerima hasil ini yang menghancurkan permainan mereka.

Selanjutnya, Spanyol berhasil mendapatkan penguasaan berita bola indonesia lebih banyak dan juga mulai mendorong mundur Italia dibabak kedua, akan tetapi pertahanan Italia yang sangat rapat ini mampu menggagalkan serangan Spanyol berulang kali. Tim matador juga tidak memiliki ruang gerak yang cukup dibagian gelandang tengah guna menciptakan kesempatan yang bagus karena pelatih Italia, Antonio Conte saat itu menerapkan formasi tiga lima dua dengan lima orang gelandang yang berada dilapangan hijau bagian tengah mampu mematikan alur bola yang terjadi.



Para komentator sepakbola lainnya juga telah menggambarkan gaya bermain tim nasional Belanda dalam mengolah si kulit bundar di atas lapangan hijau sepanjang pereglaran piala dunia tahun dua ribu sepuluh yang digelar oleh FIFA selaku federasi yang membawahi seluruh asosiasi dan persatuan sepakbola didunia sebagai anti football terutama dibabak semifinal bahkan sebelum Johan Cruyff melontarkan komentarnya yang agak bernilai kontroversial. Para komentator yang sekilas terlalu banyak bicara memang sejatinya tahu apa yang mereka katakan, hanya saja terkadang cara penyampaiannya tidak menarik entah disengaja atau tidak.

Dalam perjalanan mereka sepanjang babak utama piala UEFA tahun dua ribu delapan, pelatih Glasgow Rangers Walter Smith menerapkan metode permainan berita bola yang sangat menekankan kepada pertahanan dan disebut dengan istilah Watenaccio, gabungan dari Walter dan Catenaccio. Walter Smith sendiri menerapkan variasi formasi empat satu empat satu dimana ia menggunakan pemain bertahan dan juga gelandang yang berposisi dibagian tengah lapangan hijau dalam jarak yang lebih lebar dan menyebar dibandingkan strategi sepakbola biasa pada umumnya yang lain oleh masing - masing pelatih.



Dengan catenaccio yang satu ini, Triestina yang dilatih oleh Nereo Rocco mampu menyelesaikan turnamen domestik Serie A Italia diposisi kedua, sebuah hasil yang sangat mengejutkan. Namun walaupun bersifat murni, ada juga variasi lainnya disini seperti satu empat empat satu, dan juga formasi satu empat tiga dua. Disini, seorang pemain bertahan berposisi tepat didepan penjaga gawang untuk mematahkan serangan penyerang tengah dan ketiga lagi menyebar didepannya sehingga mereka mampu mementahkan peluang yang akan diciptakan oleh penyerang, gelandang serang, maupun sayap berita bola dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar